Rasanya mungkin kita sudah bosan ya dengan self quarantine atau karantina mandiri demi mencegah penularan Covid-19 yang sudah jadi momok meresahkan, bukan hanya bagi orang-orang di Indonesia, tapi juga orang-orang di dunia. Berawal dari Kota Wuhan, China pada Desember lalu, hingga akhirnya virus ini masuk ke Indonesia di awal bulan Maret lalu.
Aku masih ingat, momen-momen kepanikan masyarakat karena virus ini sampai-sampai terjadi panic buying masker medis, hand sanitizer, sembako hingga APD (Alat Pelindung Diri), sampai-sampai harganya melangit dan langka di pasaran.
Di momen ini, aku merasa beruntung karena tinggal di mess (sekaligus menjadi Head Quarter kantor kami di Jakarta). Kami diatur oleh kantor untuk meminimalisir interaksi dengan orang-orang luar kantor selama masa self quarantine dan wajib menerapkan protokol kesehatan. Aktivitas kita pun memang diprioritaskan untuk urasan kantor saja, dan lebih baik tinggal di mess. Karena pandemi ini, aku pun jadi belajar tentang serba-serbi Covid-19 supaya paham cara-cara penularan dan cara mencegahnya.
Rasa bosan dan jenuh pasti muncul, kami sudah menjalani self quarantine selama kurang lebih empat bulan sesak bulan Maret lalu. Untungnya, rekan-rekan kantor di mess penuh rasa kehangatan dan kekeluargaan. Sehingga, meskipun tidak bertemu dengan keluarga, teman dan sahabat selama self quarantine, aku masih bisa merasakan kehangatan bersama mereka.
Selama masa self quarantine, ada banyak hal yang ku lakukan bersama keluarga, teman-teman mess, teman kuliah, teman dan sahabat untuk melepas rasa penat dan tetap menjaga komunikasi. Berikut beberapa hal yang ku lakukan dan mungkin tetap bisa jadi pilihan selama kita menjalani self quarantine selama persiapan jelang new normal.
Netflix Party
Layanan Netflix |
Jujur selama masa self quarantine, intensitasku menonton film dan series meningkat drastis! Apple TV dan Netflix jadi pilihanku buat nonton. Selain nonton sendiri, biasanya setiap akhir pekan aku juga nonton bareng sama temanku via Netflix Party. Kami sudah selesai nobar Eternal King of Monarch, dan akan dilanjutkan nobar It's Okay Not to be Okay! Yang seru dari Netflix Party, kami bisa saling mengomentari scene yang menarik dan dilanjutkan dengan obrolan-obrolan seru lainnya. Meskipun tidak bisa berjumpa, agenda mingguan Netflix Party seakan menjadi obat hang out buat kami.
Video Conference
Selama masa PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di Jakarta, otomatis kegiatan perkuliahanku pun dialihkan ke belajar online. Selain belajar online, kami pun akhirnya melakukan rutinitas video conference untuk bersapa, ngobrol, dan membahas tugas-tugas yang tiada henti haha.
Phone a Friend
Meskipun tinggal di mess dengan banyak orang, tetap saja ada masanya akan merasa sendiri dan membutuhkan teman bicara. Di saat-saat seperti ini, beruntung sekali aku memiliki beberapa teman dekat yang bisa menjadi teman ngobrol, berbagi canda tawa dan keluh kesah. Sometimes, when you feeling lonely, what you need the most is a friend to talk with. It can release our bad vibes and emotions, and we can feel better.
Masak-masakan
Wah, selama masa self quarantine, hobi masak-masakku sangat tersalurkan deh! Hampir setiap malam aku masak untuk makan malam dan bisa dibilang selama masa self quarantine hampir tidak pernah order makanan via online, hahaha. Dan setiap akhir pekan aku bersama teman-teman mess, suka masak-masak bareng dengan menu-menu yang berbeda-beda, mulai dari mie gomak batak, sushi, bibimbap, taco mexicana, opor, lasagna, spaghetti, puding, es krim, es buah, es duren dan makanan-makanan lainnya.
Pentingkah Rapid Test Mandiri?
Lalu, setelah menjalani self quarantine selama hampir empati bulan, apakah kami otomatis negatif Covid-19? Ya belum tentu, karena ada beberapa urusan pekerjaan yang mengharuskan kami tetap pergi keluar dan juga biasanya dua bulan sekali aku pun belanja ke supermarket. Masih ada kemungkinan-kemungkinan kami terpapar dengan virus corona. Dan, akhirnya Jumat lalu, kantor kami menyelanggarakan rapid test mandiri di HQ. Syukurlah, kami semua dinyatakan negatif. Namun, kami pun akan melakukan rapid test kedua beberapa minggu ke depan untuk memastikan.
Jadi pentingkah melakukan rapid test mandiri? Menurutku perlu! Karena, ini adalah hal yang bisa upayakan sendiri untuk mengantisipasi penularan Covid-19. Jika kita terdeteksi negatif kita harus terus menerapkan protokol kesehatan untuk menghindari penularan. Jika kita atau keluarga terdeteksi positif, kita bisa cepat melakukan tindakan untuk uji swab, isolasi mandiri dan penanganan langsung dari tim medis. Sehingga kita bisa memutus rantai penularan Covid-19 dan bisa mempercepat penanganannya sebelum terlambat dan berakibat pada ancaman kematian.
Yang perlu kita tahu, meskipun belum 100% akurat, rapid test dengan sampel darah setidaknya dapat memberikan gambaran pola sebaran kasus Covid-19, sehingga kita pun bisa membantu pemerintah merumuskan pola tindakan di trap-tiap wilayah. Dengan demikian penanganan Covid-19 bia lebih cepat dan optimal. Dengan melakukan rapid test mandiri kita bisa turut berkontribusi mempercepat pemetaan kasus Covid-19 lho, supaya kita bisa memasuki fase new normal yang lebih aman.
Salah satu cara mudah untuk melakukan rapid test Jakarta secara mandiri, ya bisa menggunakan layanan Halodoc, layanan telemedicine yang juga sudah menjadi mitra resmi pemerintah untuk memberikan layanan kesehatan secara online selama masa pandemi berlangsung.
Layanan Halodoc |
Layanan Halodoc bisa kita akses via handphone atau pun laptop. Dari layanan ini kita bisa melakukan konsultasi dengan dokter, meminta resep obat dari dokter, membeli obat serta tes Covid-19 via tes rapid dan PCR. Aku sendiri sudah pernah menggunakan layanan ini untuk konsultasi dengan dokter gigi. Menurutku layanan ini sangat praktis dan membantu di masa PSBB karena selain terintegrasi dengan tenaga medis dan apotek, Halodoc juga sudah terintegrasi dengan layanan pengantaran online dan asuransi, jadi semakin memudahkan untuk penebusan obat atau pun klaim polis asuransi kesehatan.